Langsung ke konten utama

AMIN (2015) | short film fiction


Inspired by Usdoy (18 th), Karebet (20 th) used kites to hang his desire in the sky. Miraculosly, his desire to eat durian fruit was granted. Factually Usdoy and friends were also full of desires. They wrote their desires on a kites and said ... "amen".
----------------------
Terinspirasi oleh Usdoy (18 th), Karebet (20 th) menggunakan layang-layang untuk menggantungkan keinginan di langit. Ajaibnya, keinginanya makan buah durian dapat terkabul. Ternyata Usdoy dan kawan-kawannya juga memiliki banyak keinginan. Akhirnya mereka menulis keinginan masing-masing di atas layangan, dan mengucap ... "amin"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENANTIAN SUNYI (2016) | short film experimental

The mythology of twin banyan trees located in southern town square of Yogyakarta basically tells about the equilibrium feeling in the romance of life. However, the current development made people around them too busy to talk about their own concern. Cap it all, the existence of twin banyan tree remains the silent witness of the longing on hold. ----------------- Mitologi beringin kembar di alun-alun selatan Yogyakarta pada dasarnya mengajarkan sebuah keseimbangan rasa dalam romantika kehidupan. Namun, perkembangan zaman membuat orang di sekitarnya sibuk membicarakan kepentingan. Akhirnya wujud beringin kembar menjadi saksi bisu sebuah kerinduan dalam penantian.

Khatulistiwa di Bawah Langit Poncowinatan (2018) | short film documentary

Sinopsis Sejak abad ke-19, Jalan Poncowinatan dikenal sebagai salah satu kawasan Pecinan Yogyakarta yang menjadi pembatas sekaligus perhubung Klenteng 'Tjen Ling Kiong' dengan Pasar Kranggan. Secara sosial, keberadaannya menjadi medium interaksi ekonomi, budaya, dan spiritual masyarakat Yogyakarta yang multikultural. Secara fungsional, kawasan itu menjadi tempat ibadah (Khonghucu, Tao, Budha), pusat Kebudayaan Tionghoa, dan Sumber penghidupan. Melalui kehidupan sehari-hari Js. Margo (45), seorang rohaniwan penyebar agama Khonghucu membawa kita melihat lebih dekat bagaimana proses negosiasi yang dilakukan masyarakat di bawah langit Poncowinatan, ketika menyikapi perbedaan budaya, agama dan kepentingan yang saling bersingungan.